Jumat, 22 Januari 2010

Cinta Yang Tak Terbalaskan

Waktu itu aku sangat bahagia setelah mendengar beruta kelulusan kita dari MA. Di samping itu juga hati kita bingnu memikirkan jalan yang harus kita tempuh setelah ini. Karena orang tua sudah tidak mau ikut campur dalam kelanjutannya karena kita sudah dewasa, so mereka mengnggap kita sudah bisa mengambil keputusan yang tepat untuk masa depan kita.
Sampai beberapa hari saya masih bingung memikirkan kemana harus aku melangkah. Sehingga akhirnya saya memutuskan untuk menetukan laju kaki saya diantara dua tikungan yaitu menuntut ilmu di pondok pesantren dan di perkuliahan. Akhirnya saya putuskan untuk mengikuti tes seleksi penerimaan mahasiswa baru di salah satu perguruan tinggi di kudus dalam benak saya jika saya lulus dlam seleksi itu berarti saya ditakdirkan untuk di perkuliahan sedangkan jika tidak berarti saya ditakdirkan dalam dunia kepesantrenan.
Setelah hampir satu bulan saya menunggu hasil dari seleksi itu, akhirnya pengumumannya datng juga dan shasilnya saya dinyatakan lulus dalam seleksi tersebut. Setelah itu saya harus mengikuti kegiatan penggemblengan dalam melatih mental kita di dunia perkuliahan. Pada suatau pagi waktu penggemblengan saya melihat sesosok wanita yang sangat anggun dengan jilbab yang melekat di kepalanya. Wajahnya yang alami tanpa olesan make up (karena masa penggemblengan wanita dilarang pakai make up). Sayang dia kurang aktif dalam masa penggemblengan itu. Wajahnya yang anggun selalu menjadi bahan semangat saya dalam menempuh hari esok . setelah beberapa hari, akhirnya saya ketahui nama dia yaitu “Fatimah ” nama yang sangat cantik bukan. Seperti nama putri nabi Muhammad SAW. Dia orangnya pendiam dan gak begitu respek dengan sekitarnya sampai-sampai dia tidak tahu kalau saya sering memperhaitakn segala tingkah lakunya. Saya hanya bisa mengagumi dia tanpa berani untuk mengungkapkannya. Sampai akhirnya masa penggemblengan itu selesai, sayapun setelah itu tidak menjumpai wajahnya yang anggun lagi karena masa perkuliahan masih belum aktif.
Setelah masa penggemblengan itu kita masih ada kegiatan yang hrus kita jalani sebelum menginjak masa perkuliahan yaitu kegiatan “Matrekulasi” yang mengisi dosen-dosen dari perguruan tinggi tersebut. Dalam kegiatan matrekulasi tersebut, saya hampir tidak pernah menjumpai dia karena kelas kita berbeda. Tetapi pada suatu ketika saat saya berjalan keluar dari kelas kegiatan matrekulasi tersebut saya melihat dia dengan wajah sedang menunggu seseorang saya pun tidak menghiraukannya karena kita tidak saling mengenal. Saat beberapa langkah saya dari pintu kelas, ada suara yang belum pernah saya kenal sebelumnya dengan nada pelan dan halus dia memanggil nama saya “irul”.saya pun menoleh kearah datangnya suara tersebut, dengan langkah sedikit cepat ada seorang wanita yang datang menhampiriku sambil sedikit membenahi tas cangklongnya yang kadang kurang nyaman dipakai. Ternyata yang memanggilku adalah Fatimah, dia mengawali pembicaraannya dengan sebiuah senyuman. Saya juga membalas dengan senyum. Setelah itu dia mengeluarkan sebuah bungkusan dan menyodorkannya ke arah saya sambil berkata “ada titipan dari mbk nun”.
Setelah mendengar kata-kata itu saya kaget karena itu adalah nama mantan kekasihku waktu di MA. Ternyata Fatimah adalah sahabat dari mantanku itu. Keinginanku untuk memilki dia semakin pupus karena saya takut merusak persahabatan mereka. Dengan muka yang msih Nampak memerah saya menerima bungkusan tersebut lalu dia berjalan menjauh dariku.
Sesampainya dirumah saya langsung membuka bungkusan tersebut yang semakin membuatku kaget ternyata isi dari bugkusan itu adalah barang-barang yang telah saya berikan kepada mantan kekasih saya dulu.
Setelah puas menghilangkan rasa capek dari kegiatan-kegiatan sebelum menjadi mahasiswa akhirnya waktu perkuliahan datang juga. Saat itu hari pertamaku memasuki ruang kelas perkuliahan. Hatiku senang bercampur dengan rasa takut. Jam perkuliahan sudah mhampir dimulai ada sesosok wanita berjalan memasuki ruang kelasku dengan langkah terburu-buru. Ternyata dia adalah Fatimah wanita anggun nan lugu yang saya kenal dari kegiatan penggemblengan (ospek). Setelah itu dia duduk dan sambil melihat sekelilingnya setelah pandangannya tertuju ke arahku dia tersenyum simpul.
Jam perkuliahan pertaapun telah selesai, saat itu saya memberanikan diri untuk menghampirinya dan mengajaknya berbincang-bincang. Ternyata dia anaknya asyik juga. Dia juga cerita kalau dia pernah punya pacar anaknya dosen dimana kita kuliah sekarang. Tapi hubungan mereka putus ditengah jalan karena ketidak cocokan. Dia sangat sedih dengan kejadian itu karena dia ternyata masih sangat mencintai kekasihnya itu. Hampir tiga tahun dia menunggu panah asmara dari lelaki itu namun ternyata hubungannya hanya seumur jagung. Saat itu hatiku sangat pewrih karena ternyata dia masih sangat mencintai mantan kekasihnya. Tapi sesisa muingkin saya menyembunyikan rasa sakit itu dengan cara menulis sebuah pesan singakat yang aku kirimkan kepada dia
Teteskanlah air matamu jika itu memang bisa membuamu lega
Bukalah sang qolbu jika itu bisa membuatu lupa
Hilangkan duri dalm hati
Pergilah menuju rumah sejati
Yang penuh dengan kasih saying nan suci.
Dengan hati yang masih terluka saya pulang menuju kerumah saya. Dengan beberapa tetesan air mata akhirnya sedikit demi sedikit saya dapat menghilangkan rasa sakit itu dengan bertekat untuk mencintainya selalu.
Sudah satu minggu saya dalam masa perkuliahan. Teman semakin banyak dan semakin banyak lagi karena saya dipilih sebagai ketua kelas dalam kelas perkuliahan saya. Hari-haripun saya lalui dengan rasa senang tanpa menghiraukan rasa sakit dihati. Sampai akhirnya pembagian kelas dalam les bahasa arab (ubinsa) dia dan saya satu kelas lagi. Perasaanku sangat senang tapi saya juga takut perasaanku tambah semakin besar pada dia yang tak akan mungkin bisa ku miliki.
Waktu berjalan begitu cepat sudah hampir satu bulan saya belajar di kampus ini. Saya tercengang saat saya tidak melihat sosok Fatimah di dalam kelas. Sebisa mungkin saya mencari informasi kenapa dia tidak masuk kuliah. Hingga akhirnya saya ketahui kalau penyakitnya kambuh dan dia tidak bisa meneruskan perkuliahannya. Saya sangat sedih seakan kehilangan semagat untuk menjalani perkuliahan lagi. Hingga pada suatu hari saya dan teman-teman satu kelas memutuskan untuk menjenguk dia dirumahnya.
Sesampainya teman-teman di rumah dia, saya melihat dia sudah agak sehat tapi wajahnya masih agak pucat. Tapi dengan wajah yang masih pucat itu dia masih tetap kelihatan sangat anggun.
Sepulang dari rumah dia aku menjadi lebih akrab dengan dia. Tapi keakraban kami Cuma sebatas di dunia maya. Dia sering cerita pada aku tentang kekasihnya yang dulu. Walaupun hatiku sakit, airmata berlelehan di pipi saya tetap menunjukkan kalau saya tidak lagi sedih. Dia juga cerita kalau saat ini dia sudah mendapatkan sebuah pekerjaan yang ada di dekat rumahnya. Keingnannya yang sangat besar untuk membahagiakan orang tuanya mendorong dia untuk bekerja keras suapaya dapat membahagiakan orang tuanya.
Setelah perjumpaan di rumah dia itu saya tidak lagi mejumpai wajah anggunnya. Saya semakin tidak semangat dalam menempuh hari esok. Hingga akhirnya saya memeutuskan untuk mengungkapkan perasaanku itu pada dia daripada kuliahku terbengkalai karena perasaan itu. Jantungku berdetak begitu kencang saat saya mau mengungkapkan perasaan itu. Saya tidak berani mengungkapkan perasaan itu secara langsung tapi hanya sebatas melalui pesan singkat. Itupun tidak saya tulis dengan gambling atau jelas namun menggunakan sandi-sandi nomor yang nantinya bisa berbunyi I love you jika di rangkai. Itulah saya selalu optimis dalam setiap hal tapi selalu pesimis dalam hal cinta dan wanita.
4x3,0,5x3,6x3,8x3,3x2,0,9x3,6x3,8x2.
(ketik angka-angka tersebut dalam HP kamu di dalam pembuatan SMS sebanyak perintahnya.misalnya no 4 kamu ketik sebanyak 3x)
Itulah secarik pesan singkat yang saya kirim kepada dia.saya sangat berharap dia menjawab dengan jawaban yang bisa membuatku lega. Jantung masih berdetak dengan kencangnya. Sampai akhirnya saya tertidur pulas sambil menunggu balasan darinya. Setelah saya bangun saya langsung menghampiri HP saya dan terlihat satu pesan masuk dari dia.
“Mf sblumny, km kan dah tahu sndiri klo q masih sngat mncintai mantnq
Dan q jga mash sngat menghrgai shbatq (mbk nun). Jd q gk bsa trma kmu
Kita bertmn sja.mf”
Sepotong pesan singkat itu membuatku sedih dan meneteskan beberapa tetes airmata. Hatiku yang terlalu sakit membuatku menjadi malas dalam melakukan kegiatan, hingga akhirnya hampir satu minggu saya tergeletak sakit.
Dengan hati yang masih sangat hancur dan wajah yang masih agak pucat, akhirnya saya putuskan untuk masuk kuliah dengan niatan agar saya dapat lebih mudah melupakan dia. Tapi ternyata sesampainya di kampus, hati saya begitu sakit sangat ingat tempat dimana pertama kali dia menyapaku. Dan tidak terasa tetesan airmata sudah sampai ke pipi. Tiba-tiba terdengar suara laki-laki yang suadh aku kenal,yaitu toyib. Dengan gerakan secepat kilat saya segera menghapus air mata itu agar toyib tidak tahu. Tetapi ternyata berita itu sudah sampai ketelinga tema-teman satu kelasku, dan niatan toyib menghampiriku adalah ingin menanyakan kebenaran hal tersebut. Sambil masih merasakan sakit, saya hanya menjawab pertanyaan-pertanyaan dia dengan anggukan dan sesekali tersenyum simpul pada dia.akhirnya jam perkuliahan telah usai, kemudian saya langsung kembali kerumah karena dalam masa perkuliahan ini saya tidak mengikuti kegiatan kampus dan memilih untuk menjalankan kegiatan organosasi kemasyarakatan di tingkat desa dan kecamatan di luar kampus. Begitulah kegiatanku sehari-hari hingga akhirnya tak terasa ujian tengah semester telah usai. Saat itu jam 09.00 saya melihat sesosok wanita yang sudah saya kenal sebelumnya bersama wanita setengah baya yang sedang berbincang-bincang. Setelah semakin dekat dengaku ternyata dugaanku benar, itu adalah Fatimah setelah beberapa bulan saya tidak melihatnya akhirnya dia datang kekampus lagi. Dengan menghilangkan rasa sakit hati akibat cinta tak terbalaskan saya menghampiri mereka dan menyapanya. Ternyata wanita paruh baya itu adalah kakaknya. Dan tujuan mereka kesini adalah ingin melanjutkan kembali kuliah Fatimah yang telah terbengkalai kemarin. Akhirnya sayapun membantu mereka sambil beberapa kali menghubungi dosen kelas yang sudah mulai mengenal saya. Setelah beberapa menit kemudian terlihat dosen bahasa arab bapak fu’ad memasuki kantor jurusan tarbiah. Setelah itu mereka bergegas menuju ke kantor jurusan tersebut. Saya hanya bisa mengantar sampai depan pintu masuk saja karena teman saya sudah mengabari kalau dosen kelas kami sudah memasuki kelas.
saya langsung bergegas menuju kelas. dan saya terlambat beberapa detik setelah dosen memauki kelas. setelah itu jam perkuliahan sedang kosong karena dosennya ada acara dan beliau Cuma meninggalkan tugas untuk kami. Setelah itu saya langsung menuju ke perpustakaan di lantai dua untuk mengerjakan tugas dari dosen tersebut. Setelah saya rasa cukup bahan-bahan untuk mengerjakannya saya langsung bergegas untuk pulang. Sesampainya di rumah saya langsung menuju kekamar dan memegang HP lalu menulis beberapapotong kata untuk saya kirimkan ke fatimah.
“Gimana tadi pak fuad??”
Dan dia Cuma menjawab dengan agak kecewa
“pak fuad tidak mengijinkanku ikt smster 1 dan mngnjurkanku ikt smstr 2 saja,
An tadi juga di setujui pak kisbi ( ketua jurusan).”
“gak usah pesimis, coba besok kamu ke kampus,saya udah izinkan ke semua dosen kelas dan mereka mengijinkan, coba besok kamu kekampus biar aku bantu ngomong ama pak kisbi”. Balanku menyemangati dia.
“Y, besok q tak kesana…”
Akhirnya keesokan harinya saya berangkat dan menemui dia kemudian menuju ke kantor jurusan untuk menemui pak kisbi . setelah beberapa menit saya memasuki ruang ketua jurusan saya angsung menghadap kepada beliau lalu berbicara tentang Fatimah dan membicarakan juga kalau hampir keseluruhan dosen mengijinkan Cuma menunggu persetujuan dari kantor jurusan. Akhirnya beliau juga mengijinkan untuk mengikuti semester 1. Terlihat di wajah fatiamah senyum simpul mendengar berita tersebut. Kita langsung bergegas memasuki kelas, karena waktu itu kita ada jam perkuliahan. Akhirnya perasaan senang bisa saya rasakan karena dapt membantu kesusahan salah satu teman kelasku,krena itu saklah satu tugasku sebagai ketua kelas.
Tak terasa sudah satu minggu waktu berjalan. Sampai akhirnya saya tak melihat lagi wajah Fatimah di dalam kelas. perasanku mungkin dia sakit karena memikirkan tugas yang harus dia selesaikan untuk mengejar ketertinggalannya. Saya hanya bisa bisa membantu sedikit. Tapi ternyata sampai beberapa hari dia gak masuk sampai mendekati waktu tes akhir semester, diapun gak masuk. Setelah itu saya beranikan diri untuk SMS dia barangkali dia tidak tahu kalao sudah tes akhir semester.
“fat, knp kamu gak masuk, ini sudah TAS?”
Dia pun gak membalas pesan singkat dariku itu. Sampai beberapa jam kemudian HPku bergetar karena ada pesan masuk. Saya terbelalak membaca pesan singkat itu. Dengan wajah yang sangat amat kecewa. Karena ternyata dia malah memutuskan untuk keluarlagi. Padahal baru beberapa hari saya mengusahakan kemasukannya dalam perkuliahan ternyata dia keluar dengan begitu mudahnya.
Rasa kecewa masih saya rasakan sampai beberapa hari. Beberapa dosen sering menanyakannya. Saya hanya bisa menawab kalau penyakitnya kambuh dan izin dalam perkuliaha. Sampai akhirnya kita menginjak liburan semester.
Tak ku sangka tak ku duga pada pagi hari saya sangat kaget menerima pesan masuk yang mengatkan bahwa ibunda Fatimah alabibah meninggal dunia. Masih sangat aku ingat hari itu hari jum’at pagi tanggal 22 januari . di benakku pasti dia sangat sedih karena tujuannya selama ini adalah ingin membahagiakan orang tuanya. Hingga akhirnya sat itu juga saya menghubungi teman-teman dan mengajaknya untuk bertakziah.
Pagi itu hujan cukup deras mengguyur kawasan kota kudus dan sekitarnya. Bagaikan mengikuti kesedihan yang sedang dialami temenu Fatimah. Sebagai temen kita hanya bisa medioakan semoga amal beliau di terima di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan di beri ketabahan.
Keesokan harinya saat duka masih menyelimuti hati Fatimah sekeluarga saya memberanikan diri untuk bertakziah secara pribadi. Batinku masih sakit akibat cinta yang tak terbalaskan. Tapi nuraniku sebagai manusia masih tetap ingin sekali menghibur orang yang aku saying yang sedang di landa duka.
Satu bulan telah berlalu, kuliah pagi hingga siang aku jalani tanpa melihat sosok wajah manis dia lagi. Kadang terselip keinginanuntuk mencari wanita lain yang mau denganku. Tapi gak tahu nkenapa, seakan hati masih tersipu, terjeruji dalam cintaku padanya. Hingga akhirnya saya putuskan untuk melamar dia setelah saya lulus dari kuliah ini dan menggondol gelar sarjana pendidikan.


*I am In Love at First Sight*
You are my spirit
You are my guide
You are my jewel of heart